Selasa, 16 Desember 2008

Millenium Ketiga

"Cerita tentang angka nol adalah sebuah kisah kuno yang telah dimulai sejak masa awal kemunculan matematika, ribuan tahun sebelum peradaban pertama terbentuk, jauh sebelum manusia mampu membaca dan menulis."

 

Demikian tulis Seife dalam mengawali bukunya yang berjudul Zero: the Biography of a Dangerous Idea (2000) yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Jimmi Firdaus dengan judul Biografi Angka Nol (2008). Seiffe menguraikan beberapa alasan yang membuat angka nol menjadi berbahaya dengan bahasa yang teramat gamblang. Salah satunya adalah kesalahan penentuan millennium karena tidak diakuinya angka nol.

 

System kalender masehi yang digunakan secara internasional menjadi cacat di mata Seiffe dengan tidak adanya angka nol. Penanggalan yang kita gunakan sekarang dimulai dari angka satu. Bahkan untuk memisahkan antara tahun masehi dan sebelum masehi pun angka nol tidak diakui. Padahal seandainya kita menganalogikan system penanggalan kita dengan sebuah garis bilangan dimana tahun masehi kita anggap sebagai bilangan positif dan tahun sebelum masehi kita analogikan bilangan negatis maka seharusnya ada angka nol diantara keduanya untuk memberi jeda antara tahun masehi dan sebelum masehi. Akan tetapi system penanggalan kita sekali lagi mengabaikan keberadaan angka nol. Hal inilah yang kemudian menimbulkan polemic pada tahun berapa kita harus memulai abad baru. Jika Anda masih ingat pesta tahun baru beberapa tahun lalu dengan judul millennium ketiga yang dilakukan pada 31 Desember 1999 maka sebaiknya Anda memikirkan hal ini: 'Benarkah tahun 2000 merupakan awal millennium ketiga?'

 

Sekali lagi kita akan menggunakan analogi. Analogikan begini, ketika kita menentukan umur seorang anak, kita akan mengatakan anak itu berumur 1 tahun setelah si anak 12 bulan menghirup udara di dunia. Ketika si anak belum genap satu tahun kita akan menuliskan umurnya dalam satuan yang lebih kecil, entah itu bulan atau minggu, dengan kata lain si anak masih berumur 0 tahun. Dan kita akan mengatakan si anak berumur 11 tahun setelah dia berulang tahun ke-11. Demikian seterusnya.

 

Lalu bagaimana dengan pesta tahun baru sekian tahun lampau itu? Benarkah tahun 2000 merupakan awal millennium ketiga? Sayangnya hanya para pakar astronomi yang membuka botol sampanye mereka di atas bukit pada tanggal 31 Desember 2000 untuk merayakan dimulainya millennium ketiga. Padahal entah berapa banyak uang dan materi yang dihambur-hamburkan karena kesalahan ini.

 

Disarikan dari: Biografi Angka Nol, Penulis: Charles Seife. Penerjemah: Jimmi Firdaus. Penerbit e-Nusantara, Yogyakarta, 2008.

 

depo 40, 13 December 2008, 2.30 PM

 

 

Tidak ada komentar: