Kamis, 19 Maret 2009

I do understand...

Tak jarang, orang lain mengatakan ‘ iya, aku mengerti, tapi…’ ketika kita berargumentasi. Mengaku mengerti kenapa kita bisa melakukan ini-itu, mengaku mengerti tentang kita, bahkan merasa mengerti tentang kehidupan kita sepenuhnya. Padahal mereka hanya sedikit sekali bersinggungan dengan kehidupan kita secara langsung. Mereka tidak tahu pasang surut kita, tidak tahu ketika kita terluka, bahkan ketika kita kehilangan seseorang yang amat dekat dengan kita pun mereka tak tahu. Lalu bagaimana mereka bisa mengerti?

No… you don’t know what it’s like to be like me. To be hurt, to feel lost, to be left out in the dark. To be kicked when you’re down, to be like you’ve been pushed around.

Sepenggal lirik Simple Plan mungkin bisa menjadi cermin. Ya, kita tidak pernah tahu bagaimana menjadi seperti orang lain. Dan tak seorang pun tahu seperti apa rasanya menjadi seperti aku. Meski seribu kali mereka bilang mengerti, tapi seribu kali itu pula mereka tak tahu what it’s like. Bahkan dengan empati yang segunung-gemunung, belum tentu mereka tahu rasanya. Karena mereka hanyalah the outsider. Mereka tak pernah mengalami sama persis dengan yang kita alami. Karena setiap pengalaman hidup adalah unik. Dan hanya ada satu yang benar-benar mengerti tentang kita. Dialah Rabb Sang Pencipta Alam Semesta.

Tidak ada komentar: